leonews.co.id
UMKM

Kalah Voting Lagi, Oposisi Inggris Kembali Goyang PM May

Share this article

Ketua partai oposisi pemerintah Inggris dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Theresa May, pada Rabu (16/1). Langkah itu dilakukan setelah May kalah lagi dalam pemungutan suara soal rancangan undang-undang pengunduran diri dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit).

Mosi tidak percaya diajukan untuk menggulingkan May, setelah draf kesepakatan pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa gagasan pemerintah ditolak parlemen kemarin, seperti dikutip AFP, Rabu (15/1).

Akibat kekalahan ini, kesepakatan Brexit kian tidak jelas. Padahal undang-undang mengenai Inggris keluar dari Uni Eropa harus sudah rampung pada 29 Maret mendatang.
Lihat juga: Parlemen Inggris Tolak Draf Brexit Usulan Theresa May
Kesepakatan Brexit terancam gagal dan hasil referendum pada 2016 yang menyebabkan Inggris memutuskan untuk hengkang dari Uni Eropa pun di ambang kehancuran.

Pemungutan suara mosi tidak percaya dikabarkan akan berlangsung hari ini sekitar pukul 19.00 waktu lokal atau 02.00 WIB.

Berdasarkan Undang-Undang Parlemen Tetap 2010, pemilihan umum akan digelar dalam dua pekan jika pemerintah kalah dalam mosi tidak percaya.

Jika hal itu terjadi, pemerintahan May memiliki waktu 14 hari untuk berupaya mendapatkan kembali dukungan dari Majelis Rendah Parlemen. Namun, jika pemerintah tetap tak bisa meraih dukungan penuh majelis rendah, secara teori Corbyn bisa membuat koalisi baru dengan partai oposisi lainnya untuk merebut kursi perdana menteri dan pemerintahan.
Lihat juga: May Ancam Batalkan Brexit Jika Parlemen Masih Tolak Usulan
Meski mosi tak percaya diprediksi bakal gagal, pemerintahan May saat ini bertahan dengan dukungan minoritas di parlemen dengan hanya mengandalkan dukungan dari Partai Persatuan Demokratik Irlandia Utara (DUP).

May sebelumnya lolos dari mosi tidak percaya yang dilayangkan anggota parlemen dari partainya sendiri pada pertengahan Desember lalu. Mosi tidak percaya itu diajukan dengan alasan serupa.

Sejak 1900, pemerintah Inggris tercatat pernah tiga kali kalah dalam mosi tidak percaya. Kekalahan kedua terjadi pada 1924 dan terakhir pada 1979.

Pada 1979, perdana menteri Inggris saat itu, Jim Callaghan kalah dalam mosi tidak percaya dengan selisih tipis 311-310 suara.


Share this article

Related posts