leonews.co.id
Headline

Rekayasa Lalu-lintas Lebaran 2019 di Tol Pulau Jawa

Share this article

JAKARTA (leonews.co.id) – Menteri Perhubungan Budi Karya Soemadi memastikan sejumlah rekayasa lalu lintas termasuk beroprasinya sejumlah Bandara akan dilakukan dalam melancarkan arus mudik Lebaran 2019.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Jawa Barat (Jabar) merupakan lintasan mudik utama. Untuk itu, Kemenhub bersama Kakorlantas Polri sudah membahas penerapan rekayasa maksimal, terutama dari arah Jakarta menuju Tol Cikampek.

“Diskusi panjang sampai penerapan ganjil genap di segmen tertentu,” terang Budi Karya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Angkutan Lebaran 2019 tingkat Jawa Barat (Jabar) di Gedung Sate, Bandung, pecan lalu.

Dari rakor tersebut, akhirnya pihaknya memutuskan untuk memberlakukan rekayasa lalu lintas yang diterapkan pada 2018. Pada masa mudik Lebaran tahun lalu, arah Jakarta-Brebes menjadi satu arah untuk kendaraan pemudik.

“Tahun ini, Jakarta sampai Cikarang Utama. Kapasitas akan meningkat pesat dan kecepatan juga meningkat,” ujarnya.

Kemenhub meminta agar informasi ini disampaikan secara luas ke masyarakat agar kelancaran arus lalu lintas bisa terjadi. Dinas Perhubungan (Dishub) di wilayah Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon juga diminta untuk memberdayakan jalur non tol, yakni Pantura.

“Kalau ada pasar tumpah, dari sekarang sudah dikelola dengan baik. [Tol] Sudah satu arah, untuk sebaliknya [ke arah Jakarta] menggunakan Pantura,” jelas Budi.

Selain itu, Kemenhub akan fokus pada keselamatan pemudik agar masyarakat bisa mudik dengan lebih baik dan nyaman.

Kementerian Perhubungan juga menyiapkan konsep ganjil-genap dan satu arah (one way) saat arus mudik dan balik Lebaran 2019 di sepanjang Tol Jakarta-Surabaya untuk memperlancar angkutan Lebaran tahun 2019.

Menurut Budi, jalan tol yang sudah menyambungkan dari Jakarta hingga Surabaya akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi, untuk itu perlu dilakukan manajemen lalu lintas agar tidak ada kepadatan.

Menurut Budi, Presiden berpesan agar mudik tahun ini dapat berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya. “Untuk itu kami bersama-sama Pemerintah Daerah, Polri, Polda dan instansi terkait lainnya telah menyiapkan dua konsep manajemen lalu lintas konsep yaitu jalur satu arah dan penerapan ganjil genap,” katanya.

 

Budi menjelaskan konsep tersebut disiapkan tidak lain tujuannya adalah agar mudik yang dijalani oleh masyarakat bisa nyaman dan lancar.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan beberapa hal yang menjadi catatannya untuk Angkutan Lebaran Tahun 2019 salah satunya adalah antisipasi kemacetan yang ada di pintu keluar tol.

Beberapa titik pintu keluar tol di Jateng yang perlu diantisipasi diantaranya yaitu : pintu keluar tol Pejagan; pintu keluar tol Pemalang (Gandulan); pintu keluar tol Banyumanik dan kalikangkung (pembayaran/topup); pintu keluar tol Salatiga (tingkir); pintu keluar tol Boyolali; dan pintu keluar tol Kartusuro.

“Kemacetan di pintu keluar tol harus diantisipasi, untuk itu saya minta pemerintah kabupaten/kota agar menyiapkan jalur alternatif dengan rambu-rambu yang baik tentunya” ujar Ganjar.

Untuk mengurangi kepadatan di jalan, dibahas pula dalam rakor mengenai evaluasi rest area yang dirasa masih kurang.

Untuk itu akan disiapkan kantong-kantong parkir yang bisa dimanfaatkan para pemudik untuk beristirahat.

Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi menjelaskanhasil survei Angkutan Lebaran Tahun 2019 Badan Litbang Perhubungan menyebutkan bahwa total jumlah pemudik dari Jabodetabek sebanyak 14,9 juta, dengan tiga Provinsi tujuan mudik terbesar yaitu ke Jawa Tengah sebanyak 5,6 juta lebih pemudik atau 37,68 persen dari total pemudik Jabodetabek, Jawa Barat (3,7 juta lebih/24,89 persen), dan Jawa Timur (1,6 juta lebih/11,14 persen).

Di Jawa Tengah terdapat tiga kota tujuan terbanyak yaitu Surakarta sebanyak 642 ribu lebih pemudik atau sekitar 4,31 persen dari total pemudik Jabodetabek, Semarang (563 ribu lebih/3,78 persen), dan Tegal (354 ribu lebih/2,38 persen).

Pihak Kementerian Perhubungan juga memastikan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) akan segera beroperasi sebelum Idulfitri dan melayani dua penerbangan maskapai.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut setidaknya terdapat dua maskapai yang dipastikan akan melayani penerbangan dari dan ke YIA.

Dia menambahkan, rute penerbangan Citilink dari Jakarta–Yogyakarta–Jakarta, sedangkan Batik Air dari Jakarta–Yogyakarta–Bali. Dalam beberapa hari ke depan bisa ada penambahan slot penerbangan.

Dia berharap dengan dioperasikannya YIA maka akan dapat mendukung Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang saat ini sudah mengalami kelebihan kapasitas penumpang.

“Jangka pendek kami harapkan lebaran yang selama ini kita cari slot ke Jogja susah, dengan adanya bandara ini slot penerbangan akan banyak dan akan membantu pergerakan dari Jakarta ke Jawa Tengah bagian selatan,” ujarnya.

Adapun, saat ini Kemenhub bersama dengan pengelola bandara, dan pihak-pihak terkait masih memerlukan waktu untuk mempersiapkan YIA untuk melayani rute penerbangan internasional.

Saat ini, progres pembangunan YIA secara fisik di sisi darat telah mencapai 50%. YIA akan memiliki luas terminal 210.000 m2 dengan kapasitas penumpang sebanyak 14 juta penumpang/tahun.

Sementara di sisi udara, YIA memiliki runway atau landas pacu sepanjang 3.250 x 45 meter dengan 23 parking stand seluas 159.140 m2 yang pada sisi udara saat ini progresnya telah 100% rampung. Nantinya, YIA juga akan dilengkapi fasilitas sebanyak 10 unit garbarata.

Sebagian besar naskah Dikutip dari Bisnis.com


Share this article

Related posts