leonews.co.id
Headline Pariwisata

Empat Tahun Pasca Tsunami, TPK Hotel di Banten Membaik

Share this article

SERANG (leonews.co.id) – Perkembangan dunia usaha pada sector pariwisata di Provinsi Banten, terlihat semakin membaik. Hal ini ditandai dengan naiknya jumlah kunjungan pada berbagai hotel dan restoran yang berada di delapan kabupaten/kota sejak Mart 2022 ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Tingkat Penghuniian Kamar (TPK) hotel berbintang di Banten pada Maret 2022 naik mencapai 51,22 persen, atau naik 9,38 poin dibanding bulan sebelumnya. Dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya kondisi ini naik 9,92 poin.

Sedangkan TPK hotel non bintang pada Maret 2022 tercatat sebesar 19,40 persen atau naik 8,81 poin dibandingkan Februari 2022. Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada hotel berbintang selama Maret 2022 mencapai 1,38 hari atau turun 0,07 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, RLMT gabungan hotel berbintang naik 0,01 poin.
Padahal sebelumnya, pihak pengusaha hotel, terutama yang berada di kawasan Pantai Anyer sempat mengaku resah setelah peristiwa tsunami yang melanda kawasan tersebut.

Peristiwa yang meluluh lantakan pemukiman warga serta puluhan hotel di sepanjang kawasan pantai Anyer hingga Labuan tersebut, menewaskan 437 jiwa di hari Sabtu 22 Desember 2018 tengah malam empat tahun lalu.

Sejumlah pelaku bisnis perhotelan di pesisir barat Banten ‎tersebut, diperkirakan rugi hingga Rp 10 miliar akibat bencana yang melanda kawasan Tanjung Lesung hingga kawasan Pantai Anyer tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten, Achmad Sari Alam, menyebutkan kerusakan paling parah dialami sembilan hotel yang berlokasi di wilayah Cinangka-Anyer dan Tanjung Lesung.

Sejak peristiwa itu, dunia perhotelan di Banten, terutama di kawasan pantai yang masih selamat dari terjangan tsunami itu, nyaris bangkrut karena tak ada lagi yang menginap.

Manager Hotel Marbella, Ririt Wiriyanto, yang diwawancarai leonews.co.id, dua tahun pasca tsunami mengaku sangat prihatin.
Bahkan Ririt mengaku, selama beberapa bulan pihaknya sempat tak sanggup membayar Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Untuk mengatasi kondisi yang terus memburuk tersebut, pihaknya juga melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah pegawai.

Bukan saja karena isu tsunami yang masih membekas, reaksi “Anak Gunung Krakatau” yang sering membuat ulah juga ikut menambah trauma pengunjung untuk datang ke kawasan wisata pantai di Banten.

Setelah itu, isu covid 19 juga menambah kontribusi pengunjung untuk piker-pikir berlibur di Banten.

Berkaitan dengan isu covid 19 tersebut, pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, yang khusus menangani perhotelan di kawasan Pantai Anyer meminta kepada pemerintah agar diberikan keringanan pajak.

Ketua Bidang Promosi PHRI Kabupaten Serang, Norman mengatakan, melayangkan surat permohonan kepada Pemkab Serang untuk keringanan pajak. Yakni, untuk pajak hotel dan restoran serta pajak bumi dan bangunan (PBB). (Wisnu Bangun)

 

 

 


Share this article

Related posts