BANTEN (leonews.co.id) – Gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) XIX Tingkat Provinsi Banten tentu menjadi ajang yang sangat penting untuk mempromosikan dan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
TTG memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya gelaran ini, diharapkan masyarakat Banten dapat lebih banyak mengenal dan memanfaatkan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
“Lomba TTG yang sekarang adalah lomba TTG tingkat provinsi.
Jadi rangkaiannya sudah dilakukan dari Kabupaten Kota ke provinsi dan nanti juara dari lomba ini akan menjadi kontestan untuk tingkat nasional,” kata Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Banten, Raden Berly Rizki Natakusumah, SH, M.Si, usai acara penutupan Gelaran TTG XIX di Gedung Negara Provinsi Banten.Sabtu 14 Juni 2025.
Berly menjelaskan Provinsi Banten akan support hingga masuk tingkat Nasional. “Tentunya pasti kita tidak lanjuti.
Dan juga kita mendorong, tadi sudah dapat arahan juga dari Pak Gubernur untuk beberapa juara yang nanti akan dihasilkan dalam lomba ini, akan disupport untuk mendukung terkait dengan hak intelektualnya,”jelas nya.
Kemudian terkait pemasarannya, lanjut Berly, Provinsi Banten juga akan membantu. “Dan insya Allah di bulan
Oktober, di hari rangkaian banten akan memberikan penghargaan,” kata Berly.
Menurut Berly, dalam lomba ini di ikuti total 20 peserta. “Kita ada tiga kategori. Di antaranya terkait dengan wasiantek, kemudian juga inovasi. Intinya nanti untuk realisasi satu desa, satu sarjana,” ungkap nya.
Satu desa, satu sarjana pada saat ini sudah mengarahkan terkait dengan musnesus yang dilakukan oleh desa.
“Jadi desa sedang menyeleksi calon-calon sarjana yang akan diusulkan kepada kita.
Dan juga itu akan menjadi bagian dari proposal bantuan keuangan yang disampaikan ke kita untuk kita tindak lanjut untuk pencairannya. Dan kami juga sudah membantu desa-desa untuk memilih kampus mana yang layak sesuai dengan tunjuk teknis,” kata Berly.
Kategori penerima calon sarjana adalah yang tidak berkemampuan atau yang memiliki DTKS atau data DTSN dan juga berprestasi. “Alhamdulillah, untuk masa selanjutnya alokasi Rp20 juta per mahasiswa, dengan yang terdiri dari Rp8 juta untuk biaya kuliahnya, Rp12 juta untuk living cost, setiap bulan Rp1 juta.
Itu satu kali menerimanya atau sampai lulus,” tuturnya
Kabid Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan (PLK) DPMD Provinsi Banten, Hj. Kustantina, ST, MT, M.Si, menambahkan, bahwa Gubernur Banten berharap program seperti ini akan terus berlanjut. “Jadi Pak Gubernur mengharapkan program ini berkelanjutan, dengan harapan bahwa yang bersangkutan akan menjadi Satyana Penggerak Desa,” kata Tina.
Tahun ini sudah berjalan, lanjutnya. “Jadi sekarang ini, proses di bulan Juni ini,
desa sedang menYeleksi. Setelah desa menyeleksi, nanti ditindak lanjut oleh desa untuk menyampaikan usulannya kepada kita. Dan kita tindaklanjuti kan dengan pencairan dan si mahasiswa nanti akan mulai berkuliah setelah Juli, pada ajaran baru,” lanjutnya. (Dina/Red02)

