leonews.co.id
Berita Pilihan

Waspada Terhadap Potensi Banjir di Banten

gambar ilustrasi banjir 2021 (Foto Istimewa)
Share this article

SERANG (Gerbang Banten) – Hujan deras kadang disertai angin kencang yang terjadi di sebagian besar daerah di wilayah Provinsi Banten, selama sepekan terakhir diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa hari berikutnya. Kondisi ini berpotensi akan terjadi genangan banjir dan tanah longsor serta pohon tumbang yang mengancam kenyamanan  dan keselamatan warga di Provinsi Banten.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hujan dengan itensitas ringan hingga sedang terjadi di beberapa wilayah Banten pada siang hari, Rabu 14 September 2022. Cuaca di sebagian wilayah Banten diperkirakan cerah berawan.

Kendati demikian, BMKG menyebutkan untuk warga yang berada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak harus tetap waspada, karena wilayah ini akan turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir. Sementara di saat yang sama untuk  wilayah Anyer, Binuangeun, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Pelabuhan Merak, Serang dan Tigaraksa akan diguyur hujan pada siang hari, dengan itensitas ringan hingga sedang.

Selanjutnya BMKG mengingatkan, hujan lebat yang terjadi pada siang hari  sagat berpotensi akan terjadi banjir pada malam hari. Tidak hanya masyarakat yang berada di daratan tapi juga para nelayan yang sedang melakukan kegiatan di tengah laut. Tinggi gelombang di Selatan Pulau Jawa hingga Pulau Rote mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Tidak hanya BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, juga mengeluarkan imbauan bagi warganya yang tersebar di 28 kecamatan agar tetap waspada. “Hujan lebat biasanya diikuti dengan banjir, longsor, angin puting beliung dan petir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama.

Menurut Febby, wilayah Kabupaten Lebak,  memiliki sejumlah potensi kebencanaan  terutama  saat musim penghujan. Potensi bencana di Lebak berbeda-beda berdasarkan wilayah.

Di Kecamatan Cigemblong, Panggarangan dan Cibeber waspada tercatat sebagai daerah  longsor.  Potensi bencana longsor juga ada di kecamatan dengan kontur berbukit seperti Lebakgedong, Cipanas, Sobang dan Muncang.

Sementara untuk wilayah dengan dataran rendah di wilayah Kabupaten Lebak, namun berpotensi banjir dikarenakan luapan sungai sering terjadi di Rangkasbitung, Kalanganyar, Ciandak, Maja, Cimarga dan Banjarsari. “Bukan hanya di wilayah tersebut, yang dianjurkan waspada terhadap ancaman banjir dan tanah longsor tapi juga meliputi 28 kecamatan di Kabuapten Lebak,”kata Feby.

Dia menyebut, bahwa BPBD Lebak sudah menyiapkan sejumlah peralatan evakuasi guna menyelamatkan masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi banjir dan longsor. Beberapa di antaranya perahu karet, pakaian pelampung, genset, gas, kendaraan operasional, dan alat berat.

Sebelumnya di bulan September tahun 2021, banjir sangat parah sempat melanda di tiga wilayah di Provinsi Banten. Ketiga wilayah ter sebut, masing-masing Kabupaten Serang , Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang. Bencana itu terjadi antara pertengahan September 2021.

Di Kabupaten Serang umpamanya, banjir melanda di tujuh kecamatan, masing-masing  Kecamatan Tunjung Teja, Pamayaran, Cikeusal, Kibin, Ciruas, Padarincang dan Kecamatan Bandung. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 267 Kepala Keluarga (KK)  atau 768 jiwa terdampak. Warga terdampak paling banyak berada di Kecamatan Kibin hingga mencapai 94 KK (257 jiwa).

Masih di wilayah Kabupaten Serang, warga terdampak banjir berada di Kecamatan Tanjung Teja yang jumlahnya mencapai 80 KK atau 202 (jiwa), Padarincang 28 KK (140 jiwa), Bandung 23 KK (70 jiwa), Cikeusal 32 KK (65 jiwa) dan Pamayaran 10 KK (34 jiwa).

Tidak ada korban jiwa ketika banjir terjadi saat itu, kendati ketinggian muka air antara 10 hingga 120 cm.  Genangan terparah terjadi di Kecamatan Kibin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang melaporkan bahwa warga tetap bertahan di rumah masing-masing pada saat banjir terjadi.

Banjir yang sering terjadi di wilayah itu, sering dipicu oleh intensitas hujan dan luapan air di sejumlah sungai. Selain itu diakui, bahwa sistem drainase buruk, juga memperparah genangan air yang terjadi.

Sementara di wilayah Kota Serang pada tahun dan bulan yang sama, terdapat empat kecamatan yang dilanda banjir yang terjadi lewat tengah malam. Empat kecamatan tersebut, masing-masing  Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Kasemen dan Taktakan.

Banjir berdampak pada 167 KK dan merendam 167 unit rumah, serta 2 unit rumah roboh, serta 1 masjid terendam. Bersamaan dengan terjadinya banjir, dikabarkan terdapat seorang warga  warga berusia 11 tahun mengalami kecelakaan saat berada di sekitar Sungai Banja yang berada di Kelurahan Banjar Agung, Kecamatan Cipocok Jaya.

Hujan dengan intensitas lebat ini tidak hanya memicu banjir tetapi juga tanah longsor dan angin kencang.  Tanah longsor ini terjadi di Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang dan Cilowong di Kecamatan Taktakan, sedangkan angin kencang mengakibatkan pohon tumbang di dua lokasi.  Tidak ada dampak signifikan akibat dua fenomena tersebut.

Sementara di Kabupaten Pandeglang, ketika itu antara lain menghantam Desa Rocek, Kecamatan Cimanuk. Sebanyak 9 KK yang dilaporkan sempat mengungsi, akibat luapan debit air Sungai Cilancar hampir tengah malam.

Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten dan Kota Serang berada pada potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 29 kecamatan di Kabupaten Serang dan 6 di Kota Serang berada pada potensi tersebut. Sedangkan di Kabupaten Pandeglang, sebanyak 34 kecamatan dengan bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Wilayah yang terdampak banjir pada ketiga wilayah tadi termasuk ke dalam kecamatan yang telah teridentifikasi pada inaRISK.

Editor : Wisnu Bangun

 

 


Share this article

Related posts