SERANG (leonews.coid) – Ini adalah tiga karya besar yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan diresmikan penggunaannya hampir bersamaan dipenghujung tahun 2021 lalu. Seluruh bangunan itu, akan menjadi pondasi dan monument kenangan karya kerja Gubernur Banten Wahidin Halim-Andika Hazrumi selama menjabat dalam priodenya yang pertama 2017-2022.
Tiga bangunan itu, masing-masing sport centre di Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug dan Jembatan Bogeg yang menghubungkan Jalan Raya Jakarta dengan KP3B, keduanya berada di Kota Serang, serta Tugu Pamulang, di Tangerang Selatan. Tiga bangunan ini, akan menjadi catatan sejarah oleh generasi mendatang.
Sport centre yang belakangan namanya ditetapkan menjadi “Stadium International” di Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang akan tercatat sebagai karya besar pasangan Wahidin-Andika disaat keduanya menjabat.
Arena olahraga bertaraf intermasional ini, dibangun dengan standar FIFA Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional di atas lahan seluas 60 hektar. Luas bangunannya mencapai 78.116 meter persegi, terdiri dari lima lantai dengan biaya sekitar Rp 874 miliar.
Selang beberapa waktu kemudian, Rabu 22 Desember 2021, Wahidin Halim juga meresmikan penggunaan “Jembatan Bogeg” (ply over) yang melintang di atas tol Tangerang-Merak. Jembatan yang diklaim menjadi jembatan terlebar di Indonesia ini, menghubungkan Jalan Raya Jakarta dengan Polda Banten dan Kawasan Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Jalan Raya KH Albantani, Kota Serang.
Jembatan Bogeg dengan biaya mencapai Rp 165 miliar tersebut, tidak saja sebagai upaya alternative mengatasi kemacetan arus lau-lintas di daerah itu, terutama pada jam-jam sibuk seperti pergi dan pulang kerja. Tapi juga diharapkan akan menjadi spot pandang yang menarik bagi mereka saat melintas di tol Merak-Tangerang, di bawah jembatan itu.
Wahidin menyebutkan, jembatan tersebut, sudah melalui uji muat dengan kekuatan 12 truk tronton muatan sekitar 400 ton atau 70 persen dari kapasitas beban muatan jembatan. “Diharapkan Jembatan Bogeg akan menjadi pendukung pemulihan ekonomi di wilayah Provinsi Banten,” katanya.
Mantan Walikota Tangerang dua priode itu, mengatakan Pemerintah Provinsi Banten, telah menerima penghargaan atas prestasi layanan jalan. Termasuk koordinasi yang baik dengan Pemerintah Pusat, penganggaran pembangunan jalan, serta responsif terhadap pengaduan masyarakat terkait pelayanan jalan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Provinsi, Banten Arlan Marzan, menjelaskan, pembangunan Jembatan Bogeg tersebut, sebagai respons Pemprov Banten terhadap keluhan masyarakat yang menghendaki kelancaran lalu-lintas. “ Konstruksi jembatan steel box, dengan panjang 78 meter, lebar 33,8 meter. Dapat dilalui untuk 8 lajur kendaraan dari dua arah berlawanan,” kata Arlan.
Desain jembatan “Bogeg” ini terlihat sangat unik, dengan tambahan besi penguat melengkung di atas badan jembatan. Pengendara yang melintas di Tol Tangerang-Merak dari arah Jakarta maupun Sumatera akan melihat spot indah untuk diabadikan melalui kamera.
“Secara desain dan ornamennya terdapat ukiran khas batik Banten madalika. “Nantinya, orang dari Jakarta atau Sumatera bisa lihat betapa indahnya jembatan tersebut,” ujar Arlan, tersenyum.
Masih dalam bulan yang sama, Wahidin Halim, selanjutnya meresmikan Tugu Pamulang, di perempatan Pamulang Raya, Kota Tangerang selatan. Tugu yang hampir berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta tersebut, dibangun dengan biaya APBD Provinsi Banten 2021, senilai Rp700 juta.
Tugu yang menjulang indah menghiasi jantung kota di Tangerang Selatan itu, juga berfungsi sebagai pengatur arus lalu-lintas dari empat arah lajur berlawanan di sekita perumahan padat penduduk. Tugu tersebut, didesain oleh pemenang sayembara desain tugu, yakni salah seorang warga Kota Tangerang Selatan, Dedi Kurniadi, anggota Oma Marta Wijaya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Tugu Pamulang itu, mengadopsi bentuk menara masjid Agung yang berada di kawasan Kesultanan Banten Lama. Dalam proses pembuatannya, ada empat komposisi bentuk yang terdapat pada Tugu Pamulang, bentuk dasar (base), pilar dan panel, kepala (capital) serta mahkota.
Menurut Arlan, di pilar paling atas, terdapat ornamen bunga melati yang mengandung makna open minded, inklusif dan menarik. Ini sejalan dengan karakter masyarakat Tangsel yang terbuka, tidak antipati.
“ Bila dihitung secara keseluruhan, jumlah tiang pilar itu ada enam, yang melambangkan rukun iman. Sehingga diharapkan ketika enam tiang pilar keimanan manusia sudah bisa berdiri kokoh dengan perpaduan nilai-nilai positif, maka akan sampai pada puncak pengabdian manusia yang paripurna kepada Sang Maha Kuasa,” katanya.
Editor : Wisnu Bangun