leonews.co.id
Berita Pilihan

Penderita Tumor Ovarium di Banten, Enam Bulan Terbaring Tak Diobati

Salamah penderita tumor ovarium yang membutuhkan uluran tangan atas penyakit yang dideritaanya. Salamah terbaring lemah, saat dikunjungi relawan dan perwakilan mahasiswa Untirta. (Foto/FBn)
Share this article

SERANG (leonews.co.id) – Salamah (32 ), warga Kampung Andamui Tengah , Sukawana, Kecamatan Curug , Kota Serang, Banten, masih terbaring lemah. Penderita tumor ovarium ini, tergolek di lantai beralas kasur tipis di kediamannya sudah enam bulan tanpa pengobatan oftimal.

Harapan untuk sembuh dari penyakit yang menderanya, bisa jadi sudah tak ada lagi. Rohim  (39) suaminya, memiliki pekerjaan tidak tetap, sepertinya juga pasrah jika Tuhan– berkehendak lain, atas upaya dan doa yang dipanjatkan oleh keluarga miskin ini.

Tumor ovarium yang menggerogoti Salamah, diketahui keluarga melalui diagnose dokter Rumah Sakit Umum (RSUD) Serang. Sederet proses panjang, sebelum melakukan tindakan medis, oleh dokter, membuat keluarga ini ciut.

Jumlah uang yang harus disediakan, untuk mengatasi seluruh daftar, dari mulai tes laboratorium, tes darah, tes kencing dan banyak lagi harus segera disiapkan sebelum sampai pada tindakan medis. “Dari mana kami punya uang sebanyak itu. Penghasilan saya sebagai kuli tidak tetap, tidak seberapa,” kata Rohim tanpa merinci penghasilannya.

Diakui Rohim, jangankan membiayai pengobatan istrinya. Upah hasil kerja sebagai buruh harian kadang tak mencukupi biaya makan keluarganya.

Surat rujukan dari Puskesmas Curug kepada RSUD Serang kala itu, adalah awal terhentinya upaya pengobatan medis yang dilakukan oleh keluarga ini. Saran pengobatan tradisional, oleh sejumlah orang tetangganya menjadi pilihan terakhir, namun juga tak kunjung sembuh.

Harapan mendapat bantuan pengobatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, dengan syarat hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga tidak mudah,  seperti meluncurnya “kata”  ini dari mult Gubernur Banten, Wahidin Halim.

Salamah tercatat sebagai pemilik kartu BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI). Namun kartu yang dimiliki sudah tak aktip lagi, entah kenapa.

Fajar Pratama, relawan FaceBook Banten (FBn)  menuturkan, kabar tentang Salamah ini, diketahuinya dari seorang teman. “Kami berharap, ada para pihak yang tergerak hatinya, untuk memberikan kemudahan kepada Salamah untuk berobat,” tuturnya.

Menurut Fajar, selain FBn ada juga sejumlah mahasiswa Untirta yang sedang menjalankan program pengabdian masyarakat dari kampusnya ikut membantu. Selain itu, ada juga sejumlah pemuda dari tetangga keluarga Salamah.

Pada tanggal 22 September lalu, kata  Fajar, pihaknya membawa Salamah ke Sebuah Laboratorium untuk memeriksa penyakitnya. “Ke lab (laboratorium-Red) juga uangnya diberi  dari teman yang peduli terhadap pasien tak mampu sebesar Rp600 ribu. Pekan ini kita bisa ketahui, langkah apa yang mesti dilakukan pihak RSUD Banten terhadap Salamah,” katanya.

Apapun keputusan dokter, jika memang harus dirujuk ke Jakarta, tutur Fajar, relawan akan berusaha mendampingi Salamah. Dia sangat berharap Kartu BPJS PIB Salamah bisa diaktifkan, supaya bisa memudahkan pengobatan.

 

Sebelum Ter diagnose tumor ovarium 

Sebelum divonis mengidap tumor ovarium Salamah melakukan kuret, RS Drajat Prwawiranegara (RSDP), Kabupaten Serang. Rohim suaminya, menceritakan, setelah itu tak terjadi sesuatu yang mencurigakan dan istrinya melakukan aktifitas seperti ibu rumah tangga lainnya.

Namun setelah enam bulan setelah dikuret, munculah benjolan di dalam bagian perutnya. Peristiwa itu, oleh salah seorang kader dibawa ke RSUD Banten.

Namun poses perobatan terhenti ditengah jalan karena harus adanya pemeriksaan lab diluar rumah sakit dan memakan biaya yang cukup besar. Rohim tak sanggup melanjutkan, karena tak memiliki biaya.

Sejak terhentinya pengobatan tersebut, Salamah hanya terbaring tanpa pengobatan sudah enam bulan. Rahim mengaku, tak ada pihak pemerintah, Kota maupun provinsi yang membantu.

Menyaksikan kondisi Salamah yang kian memprihatinkan, para pemuda di Kampung Andamui mencoba untuk membantu meringankan.

Adalah Rohman (25), pemuda setempat mencoba membantu dengan menghubungi sejumlah teman lainnya. Hingga akhirnya bisa menghubungi Relawan FBn.

“Saya dan para pemuda di kampung juga hanya bisa kasian melihatnya, tapi tak bisa berbuat banyak. Tapi alhamdulillah, akhirnya kami menemukan jalan keluar setelah disambungkan dengan relawan FBn oleh seorang teman. Semoga Bu Salamahbisa segera diobati,” harap pemuda yang biasa disapa Oman, yang dilansir NEWSmedia, Kamis 30 September 2021.

Penulis : Nasri

Editor    : Wisnu Bangun


Share this article

Related posts