leonews.co.id
Berita Pilihan

Ikut Lomba Kampung Bersih “Kalak” Tampil Beda

Share this article

KOTA SERANG (leonews.co.id) – Ada satu daerah yang terletak di perbatasan Kota Serang dan Kabupaten Serang di Provinsi Banten. Namanya “Kampung Kalak”.

Berada di Rukun Tetangga (RT) 01/03, Kelurahan Lebak Wangi, Kecamatan Walantaka. Wilayah dengan 23 Kepala keluarga (KK) tersebut, dipercaya untuk mengikuti lomba kampung bersih tingkat Kota Serang 2020.

Ada lima RT lain, selain Kampung Kalak dari Kelurahan Lebakwangi, yang disertakan mengikuti lomba bersih tingkat walikota itu. Dibawah kendali ketua RT Purnawijaya, warga masyarakat bahu membahu menata lingkungan.

Warga melakukan bersih-bersih kampung, membuat pagar bambu dan pengecatan, membuat gapura, memasang penerangan lingkuan. Tidak hanya itu, warga juga memasang tempat cuci tangan di dua pintu gerbang masuk kampung, sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona.

Ibarat pengantin baru, Kampung Kalak, tidak saja bersih, tapi juga mandi cahaya. Kampung Kalak dengan luas kurang lebih satu hektar itu, kini sedang menggeliat, untuk memenangkan lomba kampong bersih tingkat Kota Serang.

Dikisahkan, “Kalak” diambil dari nama tumbuh-tumbuhan yang hidup liar di sekitar kampung tersebut. Tumbuhan ini, memiliki bunga yang sangat harum, terutama di waktu malam.

Ruhijat, salah seorang tokoh masyarakat setempat, mengisahkan. Hanya ada tiga rumah sebagai penghuni kampong kala itu (di bawah tahun 1980an-Red).

Salah satu diantara penghuninya, adalah guru mengaji bernama Haji Mansyur. Beliau pula yang memberi nama Kampung itu dengan sebutan “Kampung Kalak”.

Tak ada listrik sebagai penerang saat itu. Jalan-pun masih jalan setapak.

Di kiri-kanan jalan masih tumbuh pohon-pohon besar. Sedangkan pada malam hari terdengar suara burung hantu bersahutan disertai bunyi jangkrik.

“Di sebelah sana, ada pohon waru, doyong ke jalan. Gak ada orang yang brani lewat situ selepas magrib,” katanya, seraya menambahkan serem lah.

Karena tidak banyak penduduk, anak-anak guru pak haji Mansyur, masing-masing Hariri, Udin, Muksin dan Bahru Muhid lebih banyak bermain di tetangga kampung, bernama “Silebu”.

Hampir 90 persen warga Kampung Silebu yang cukup padat penduduk itu, masih sanak saudara dengan guru mengaji, pak Haji Mansyur. Dari Kampung Silebu, banyak terlahir orang-orang sukses, baik pedagang maupun penjabat di kantor pemerintahan.

Sarana transportasi Kereta api (KA) yang singgah di Kampung Silebu saat itu (saat ini pindah ke stasiun Walantaka), banyak membantu kemudahan anak-anak di daerah tersebut. Mereka banyak yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di kota, setelah menyelesaikan sekolah dasar (SD).

Seiring dengan waktu sejak tahun 2001an, bersamaan terbentuknya Provinsi Banten dan dibentuknya Pemerintah Kota Serang, keadaan di berbagai daerah berubah termasuk Kampung Kalak. Dulunya dengan sebutan Kampung, diubah menjadi lingkungan (Lingkungan Kalak). (Wisnu Bangun)


Share this article

Related posts