BANTEN (Leoenws.co.id) – Peradilan Sesat Tom Lembong,adalah judul yang terpasang pada artikel yang ditulis oleh Geisz Chalifah di jernih.co tayang Jumat 18 Juli 2025.
Penulis artikel tersebut mengatakan, “Itu adalah resiko yang harus diterima Tom Lembong karena mendukung Anies Baswedan.”
Menurutnya, bau anyir politik dalam kasus Tom Lembong, yakni memenjarakan lawan politik, semakin terbukti.
Sepertinya Geisz Chalifah mengikuti dengan cermat setiap jalannya persidangan tentang kasus import gula di era presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Dia melihat betapa sidang tersebut, adalah sebuah akal-akalan lawan politik kelompok Anies Baswedan agar Tom Lembong masuk dalam kerangkeng.
Disebut akal-akalan karena semua argumentasi Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang diungkap dalam persidangan selalu terbantahkan. Diantaranya tentang gula import yang disebut JPU berbahaya dan Tom Lembong memakannya di ruangan persidangan disaksikan majelis hakim dan seluruh pengunjung.
Tom Lembong terjerat dan masuk dalam pusaran jahat lawan politik orang yang tak didukungnya. Bahkan saksi ahli yang dihadirkan JPU pun meminta agar Jokowi dihadirkan. Karena perintah impor gula itu datangnya dari Jokowi.
Dukungan bahwa Tom Lembong dinilai tak bersalah muncul di berbagai media social. Banyak pihak memperkirakan bahwa Tom Lembong tidak bersalah dan akan mendapat vonis bebas.
Menurut Geisz Chalifah hal itu sangat beralasan, karena berbagai fakta di pengadilan semakin menunjukan bahwa Tom Lembong memang tidak melakukan korupsi.
“Anehnya setelah melewati tahap demi tahap persidangan, tuntutan Jaksa bahkan tak mengalami perubahan,” kata Geisz.
Kendati demikian menurut Geisz, banyak kalangan meyakini bahwa Hakim akan bertindak adil dan Tom akan dibebaskan berdasarkan aneka fakta persidangan.
“Saya tetap skeptis karena saya berkeyakinan pengadilan sudah dikondisikan. Bahkan sebelum Tom disidangkan, vonisnya sudah disiapkan,” katanya.
Tom Lembong divonis 4 tahun 6 bulan untuk kesalahan yang tak dilakukannya. Langkahnya pelan berjalan menuju ruangan yang sudah disiapkan untuk tahanan.
Sesaat lemudian seorang perempuan mencium tangan Tom Lembong lalu menangis terisak. ” Ibu, yang kuat ya. Saya tidak apa-apa.”
Penulis Wisnu Bangun
Sumber : Jernih.co

