JAKARTA (leonews.co.id) – Alexandra dengan jenis kelamin perempuan dan Calder yang berjenis kelamin laki-laki terlahir dengan status kembar dari satu rahim, namun dengan ayah berbeda. Ayah mereka masing-masing Graeme ayah Calder, sementara Simon merupakan ayah dari Alexandra.
Kedua anak kembar tersebut, dipelihara oleh pasangan Simon Simon dan Graeme yang ingin membangun keluarga bahagia. Bayi kembar ini, merupakan prosedur IVF atau bayi tabung.
Prosedur itu, merupakan dua embrio berasal dari ayah berbeda, tidak dilakukan di Inggris. Simon dan Graeme kemudian mencari ibu pengganti di Kanada, tempat mereka berbulan madu setelah menikah. Mereka pun bertemu Meg, ibu dari dua anak laki-laki yang bersedia menyewakan rahimnya.
”Saya lihat profil Simon dan Graeme di situs surogasi dan senyuman mereka terlihat indah. Saya baru saja berpisah dari pasangan dan belum siap untuk punya anak lagi tapi saya ingin membantu seseorang,” kata Meg.
Sebelum ke Kanada, Simon dan Graeme memilih donor sel telur tanpa identitas, lalu mendatangi klinik kesuburan di Los Angeles untuk pembuahan.
”Kita tidak bisa memutuskan siapa yang akan menjadi ayah biologis. Graeme mengatakan, seharusnya saya, tetapi saya mengatakan bahwa dia memiliki hak yang sama,” kata Simon.
”Setelah itu, klinik memberi tahu bahwa pembuahan bisa dilakukan oleh kami berdua. Mereka mengatakan kami dapat membuat separuh embrio hasil pembuahan dari sperma saya dan separuhnya lagi dari sperma Graeme.”
Dikutip dari Mirror, setelah sel telur dari donor dibuahi sperma Simon dan Graeme, dua embrio telur dibekukan, kemudian dimasukkan ke dalam rahim Meg enam bulan kemudian. Setelah dua minggu, Meg mengatakan dirinya telah hamil.
Program bayi tabung ini diketahui menghabiskan biaya hingga senilai Rp 462,37 juta.
Simon dan Graeme Berney-Edwards bersama Meg Stone – (Facebook/Meg Seroski-Stone)
”Meg sungguh luar biasa, dan itu sebenarnya berarti dia hamil oleh dua pria dalam waktu bersamaan. Berkat keajaiban IVF, kami bisa mencapai impian kami,” ujar Simon.
Kehamilan Meg berjalan lancar. Namun pada minggu ke-31, Meg merasa sudah akan melahirkan. Ketiga orang tua ini pun sempat takut anaknya tidak lahir dengan kondisi sehat karena terlalu cepat 5 minggu.
Namun, ternyata Meg baru benar-benar melahirkan saat usia kandungan 36 minggu. ”Graeme memegang tangan Meg saat melalui semua ini, sedangkan saya dan ibu Meg berdiri agak jauh,” kataSimon.
”Ketika mereka sudah besar, kami akan memberi tahu peran Meg,” ungkap Simon lagi.
Meg sendiri mengaku Simon dan Graeme sekarang sudah seperti saudara sendiri. ”Mereka menyebut saya Tummy Mummy si kembar. Saya suka itu. Rasanya luar biasa mengandung dua embrio dari dua ayah. Sains sungguh menakjubkan.” (leonews.co.id)
Sebagian besar artikel ini, dikutip dari Suara.com