leonews.co.id
Gaya Hidup Pariwisata UMKM

Tanam Bonsai Kelapa Bantu Ekonomi Keluarga

Share this article

LEBAK (leonews.co.id) – Tidak semua orang memiliki keahlian yang bernilai estetis apalagi jika tidak mau melatihnya.

Kemampuan seseorang akan bermanfaat dan bisa mendatangkan nilai ekonomi bila diolah dan direalisasikan dalam kehidupan.

Muhtarudin, Sekertaris Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak terbilang kreatif. Dengan keuletan dan keterampilan yang dimiliki, ia mampu memanfaatkan bahan dari buah kelapa yang ada di lingkungannya diolah sebagai sebuah kreasi estetika dijadikan kerajinan bonsai kelapa mengisi kekosongan sepulang habis kerja.

Berbagai jenis kerajinan yang ia kerjakan, diantaranya : Akuarium, Bonsai Kelapa (bonkla), dan kerajinan tangan yang terbuat dari batok tempurung kelapa berupa cangkir, teko, gelas, dan jenis lainnya.

“Kreativitas ini saya lakukan untuk mengisi waktu, jadi ketika saya pulang kerja maupun libur, saya tetap beraktifitas di rumah,” ujar Muhtarudin, pemilik akun FB Wan Aboet, saat ditemui di kediamannya yang di Kampung Kaungcaniran, Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Sabtu, (21/11/2020).

Diakuinya, dari hasil karyanya yang ia geluti selama 4 tahun ini, ia promosikan melalui media sosial baik Facebook maupun WhatsApp sehingga bisa menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

“Semua kerajinan hasil karya saya di share melalui media sosial, banyak juga yang inbok bahkan datang ke rumah untuk melihat dan membelinya,” terang pria yang kerap disapa Kang Sabut ini.

Tak mahal untuk sebuah hasil karya, ia mematok harga yang sangat terjangkau dan tergantung nilai estetikanya. Bahkan, terkadang ia berikan gratis untuk relasi-relasinya.

“Untuk akuarium harga hingga Rp. 3.500.000 (1 Set), Bonsay Kelapa Rp. 300.000 – Rp. 700.000, sedangkan untuk kerajinan tangan dari batok teko, gelas cangkir (1 set) Rp. 250.000,” ungkapnya.

Kata Muhtar, selain untuk mencari tambahan sehari hari, ia juga berharap agar banyak masyarakat yang terketuk untuk bisa melakukan hal ini, sehingga bisa membantu perekonomian keluarga. Untuk bahannya sendiri juga mudah didapat di lingkungan sekitar.

“Ini tidak menyita waktu, kapanpun bisa, yang terpenting ada kemauan dan keuletan, saya juga selalu terbuka bagi siapa saja yang datang ke rumah hanya sekedar ingin mempelajari bagaimana cara membuat kerajinan ini. Saya sendiri awalnya iseng-iseng saja, kemudian banyak yang tertarik dan bahkan berminat untuk membelinya,” tuturnya.

Diakhir wawancara, Muhtar berharap dimasa pandemi covid-19 ini, masyarakat bisa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat terutama untuk pemulihan ekonomi keluarga tanpa harus banyak mengeluh.

“Banyak yang bisa kita lakukan, termasuk kerajinan ini, mengisi luang tapi menghasilkan,” pungkasnya. (Iim)


Share this article

Related posts