SERANG (leonews.co.id) – Sejak pertama kali diumumkannya wabah corona, yang menyerang petugas medis Dokter Li Wenliang berusia 34 tahun di Kota Wuhan, China, Kamis 6 Februari 2020 – hampir seluruh Negara panic.
Sebagian besar pemerintahan di banyak Negara yang peduli tentang keselamatan warganya di luar negeri, terutama yang berada di daratan China, di minta untuk kembali pulang tanpa menunda waktu.
Li Wenliang, yang bekerja di satu rumah sakit di Wuhan, adalah korban dan orang yang pertama kali menyiarkan bahaya virus corona. Dia,menggunakan media sosial untuk memperingatkan rekan-rekannya petugas medis agar berhati-hati ketika menangani penyakit baru yang misterius itu. Pesan tersebut, disampaikannya pada tanggal 30 Desember di grup obrolan sesama dokter dan menyarankan mereka untuk memakai pakaian pelindung untuk mencegah infeksi.
Namun peringatan tersebut, membuat Li, harus berurusan dengan yang berwajib karena dinilai menyebarkan berita bohong sebelum dia, meninggal dunia akibat ganasnya virus corona tersebut. Li, meninggal dunia akibat virus corona dalam usia 34 tahun.
Dokter yang bekerja di pusat wabah itu, memperhatikan tujuh kasus virus yang dianggapnya mirip dengan Sars, yang mewabah pada tahun 2003. Ganasnya virus menyebabkan tak bisa bertahan lama dan menghembuskan napas terakhir dengan meninggalkan seorang anak dan istri yang sedang mengandung.
Heboh tentang virus corona yang dituding sangat berbahaya itu, membuat hampir semua Negara di belahan dunia panic. Pemerintah Negara-negara yang berkepentingan terhadap kesehatan rakyatnya yang berada di daratan tirai bamboo itu di perintah pulang kenegaranya masing-masing.
Para mahasiswa, juga para pekerja di berbagai perusahaan, diminta oleh pemerintahnya untuk kembali pulang tanpa menunggu waktu lama. Bahkan sejumlah Negara, malah memberikan biaya pemulangan agar warganya segera kembali.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sejumlah upaya pemerintah Indonsia untuk menjaga kemungkinan terburuk dari dampak penyebaran virus Corona itu, diantaranya menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok. Tidak hanya itu, Pemerintah Indonesia juga melakukan pelarangan sementara impor dari Tiongkok.
” Kita juga mengatur ulang pemberian visa. Memang konsekuensinya tidak kecil,” kata Presiden dalam acara Pelantikan Pengurus DPP PBB, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Kendati demikian, langkah-langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk melindungi kepentingan nasional dari adanya virus Corona, tambahnya.
Jowi juga menyadari akibat isu wabah corona ini, adalah turunnya jumlah kunjungan turis asing asal Tiongkok dalam jumlah besar. “Dari sisi ekonomi tekanan itu sangat terasa sekarang ini. Ekspor menurun, turis menurun. Moga-moga tidak berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang kita miliki,” kata Jokowi lagi.
Kepala Negara menyebutkan, pada awal 2020, sumber ketidakpastian ekonomi global bertambah setelah meluasnya wabah Virus Corona yang telah merenggut nyawa lebih dari 1.013 individu hingga Selasa ini. “Alhamdulillah sampai saat ini saya belum dapat laporan bahwa warga kita yang berada di tanah air ini ada yang terjangkit virus Corona. Ada satu, tapi ada di Singapura,” tandas Jokowi.
Jokowi menyebutkan, perekonomian China – yang merupakan mitra besar sektor perdagangan dan investasi bagi Indonesia – diperkirakan akan melambat pada kuartal I tahun ini. Pemerintah Indonesia berharap ekonomi Indonesia tidak terganggu potensi perlambatan ekonomi China akibat virus corona.
Sementara itu, Pemerintah Jepang telah mengeluarkan pernyataan larangan berkunjung kepada pelancong berkaitan dengan wabah virus corona. Larangan tersebut berlaku bagi warga negara asing yang telah berkunjung ke Provinsi Hubei, China dalam kurun dua minggu sebelum kedatangan mereka ke Jepang.
Walaupun mereka tidak menunjukkan gejala terjangkit virus corona. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di Jepang. Dilansir dari Kyodo News oleh Kompas, aturan yang berlaku mulai Sabtu (01/02/2020) ini juga ditujukan kepada pemegang paspor China yang diterbitkan di Hubei.
Penumpang yang menggunakan penerbangan terakhir dari Kota Wuhan, China, berjalan melalui alat pengukur kesehatan untuk mencegah masukknya virus Corona, di Bandara Narita, Tokyo, Jepang, 23 Januari, 2020.
Menurut Perdana Menteri Shinzo Abe, langkah ini akan berlaku sementara waktu.
Dampak Virus Corona ini, telah mengakibatkan sebanyak 20.000 Pembatalan Wisata yang akan memasuki Jepang. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang, terdapat 17 orang yang terjangkit virus corona di Jepang.
Kementerian Luar Negeri Jepang menaikkan level travel advisory (anjuran perjalanan) untuk China menjadi level 2. Mengingat jumlah kematian mencapai 200 jiwa dan sejumlah 9.800 orang terjangkit virus corona di China.
Warga negara Jepang yang berada di China disarankan untuk kembali ke Jepang sehubungan dengan adanya kemungkinan larangan kunjungan di Wuhan akan meluas ke kota lain di China.
Tidak hanya Jepang, Amerika Serikat juga melakukan tindakan serupa, melarang warganya untuk tidak berkunjung ke China. Sementara Jepang untuk Hubei, Jepang malah menaikkan travel advisory menjadi level 3, artinya hindari seluruh jenis perjalanan (avoid all travel). (Red 01/***)