SERANG (leonews.co.id) – Pembangunan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 kilo meter (km) terus dikebut penyelesaiannya. Dua kontraktor yakni PT Wika dan Pemerintah Pusat menargetkan seluruh pekerjaan yang dilakukan siang dan malam akan selesai di tahun 2020.
Jalan bebas hambatan ini, nantinya akan menghubungkan Kota Serang dan Rangkas Bitung – Bojong – Panimbang di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dampak pembangunannya tak bisa dihindari telah menggusur puluhan hektar areal persawahan produktif dan perkebunan milik masyarakat yang dilalui.
Terlepas akan terputusnya komunikasi warga antar kampung, karena wilayah mereka terbelah oleh pembangunan, namun dampak proyek inpra struktur andalan presiden Joko Wododo (Jokowi) itu, telah membuat sebagian masyarakat terutama yang tanahnya dilalui, menjadi kaya mendadak. Uang pembebasan ganti-rugi lahan tol Serang Panimbang telah menjadikan rumah-rumah gubuk warga menjadi bangunan mewah mentereng di tengah-tengah kampung yang masih sepi penduduk di Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.
Tidak hanya itu, mobil dan sepeda motor berbagai merk, juga memadati garasi rumah baru warga, yang tanahnya tergusur oleh pembangunan tol Serang-Panimbang. Senyum sumringah dari kaum ibu yang di lehernya bergayut kalung emas dalam ukuran cukup besar terlihat duduk-duduk di teras rumah baru mereka.
Untuk wilayah Kabupaten Serang saja, Kantor Pertanahan, Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) setempat, pada bulan Oktober 2018 sudah membebaskan sebanyak 1.861 bidang dari 2.218 bidang yang hendak dibebaskan dengan panjang yang dibebaskan mencapai 19 KM. Dari jumlah itu, anggaran ganti rugi yang sudah dikucurkan kepada masyarakat sebesar Rp 375 miliar.
Dikutip dari Indopos.com Kepala Kantor ATR/BPN Kabupaten Serang Yus Sudarso mengaku sudah berhasil menyelesaikan pembebasan 95 persen pengadaan lahan yang melintasi Kabupaten dan Kota Serang sepanjang 19 Kilometer. Tahapan lanjutan untuk pemiliki lahan di Desa Kemuning, Kecamatan Tunjung Teja,Kabupaten Serang.
Yus Sudarso mengaku tak berwenang memberikan keterangan tentang nilai harga pembebasan lahan dimaksud. “Untuk nilai ganti rugi lahan, sepenuhnya keputusan dari tim appraisal. Sebagai ketua tim pengadaan tanah, kami hanya melakukan sosialisasi, identifikasi dan verifiaksi data tanah, berkaitan dengan pengadaan lahan untuk tol Serang-Panimbang tersebut,” tuturnya.
Gubernur Banten Wahidin Halim juga bertekad akan mempercepat penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Wahidin meyakini, prooyek ini, akan mendorong peningkatan perekononian masyarakat.
Sebelumnya dikabarkan bahwa pekerjaan tol Serang-Panimbang setidaknya untuk seksi 1 sudah bisa mulai dipakai pada akhir 2019. Atau paling lambat pada bulan Februari 2020 mendatang.
.
Dimulai dari Serang hingga Cileles dengan total panjang 50, 6 km, bersamaan dengan seksi ketiga oleh pemerintah pusat dengan total panjang 24, 4 KM mulai dari Bojong hingga Panimbang.
“Setelah seksi pertama dibuka. Pembangunan rigid beton untuk seksi kedua dari Rangkasbitung menuju cileles ditargetkan selesai akhir 2020 bersamaan dengan seksi ketiga mulai dari Bojong hingga Panimbang.
Baik Pemerintah Pusat mau-pun daerah, yakni kabupaten/kota dan provinsi berharap proyek ini, akan mendongkrak perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berada di Banten Selatan. (Red 01)