leonews.co.id
Headline

Pembangunan Jembatan Jakarta-Banten Memasuki Tahapan Test Pile

Share this article

SERANG (leonews.co.id) : Jembatan penghubung dua wilayah antara Provinsi DKI Jakarta dengan Provinsi Banten di Kecamatan Kosambi dengan Kecamatan Pesanggrahan sudah memasuki tahap testpile serta uji geonetik. Bentang jembatan sekitar 1,5 kilometer dan lebar 21 meter itu, selanjutnya akan dilakukan pekerjaan pembangunannya tahun ini juga dan selesai pada 2020.

Kepala Bidang (Kabid) Penataan Ruang Dinas PUPR Provinsi Banten, Nurmutaqin mengatakan, Jembatan ini dibiayai sepenuhnya oleh pihak perusahaan suasta Yaitu PT Kukuh Mandiri Lestari. “Usai pembangunannya, jembatan itu, akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten, untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat dua wilayah,” katanya di Serang, Senin, (18/2).

Menurut Nur, sebelumnya pihak PT Kukuh Mandiri Lestari, sudah melakukan seluruh tahapan proses perizinan sebagai kewajiban perusahaan suasta tersebut. “Tahapan perizinan, sudah dilakukan, baik dari Pemerintah Pusat, maupun dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten, termasuk izin dari Pemerintah Kabupaten Tangerang,” kata Nur.

Proses Izin yang sudah dilakukan, diantaranya, Izin Mendirikan Prasarana (IMP) dari DKI Jakarta, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Kabupaten Tangerang dan persetujuan pembangunan jembatan dari Gubernur Banten. Jembatan ini, nantinya akan terhubung dengan jalan cincin dari Dadap Tangerang terus sampai ke Tanara, Tirtayasa, Pontang, sampai Kawasan Kesultanan Banten.

Sedangkan seluruh pekerjaannya, kata Nurmutaqin, akan dilakukan pengawasan oleh Balai Pusat penelitian dan pengembangan jalan dan jembatan (Pusjatan) Kementerian PUPR. Diperkirakan pembangunan jembatan ini akan menghabiskan biaya sekitar Rp 700 miliar.

Dijelaskannya, jembatan tersebut tidak saja memperpendek waktu tempuh yang sebelumnya memakan waktu hingga satu jam menjadi 30 menit, tapi juga memperindah lingkungan. “Dengan adanya jembatan penghubung tersebut, nantinya bisa menjadi salah satu jalan alternatif dari Provinsi Banten menuju DKI jakarta wilayah utara dan dari arah sebaliknya,” katanya.

Di tempat berbeda, Set Operasional Waskitakarya, Hermanto menargetkan, pembangunan jembatan dipastikan selesai pada tahun 2020 dan bisa digunakan. “Target pembangunan setahun, kita masih nunggu hasil testpile dulu, “ katanya.

Staf Engginer PT Kukuh Mandiri Lestari, Novianti Masebara mengatakan, tinggi jembatan mencapai mencapai 10, 5 meter dari pasang gelombang tertinggi. Ketinggian bangunan atas rekomendasi dari kantor unit penyelenggara Pelabuhan kelas 3 Karangantu Dirjen Perhubungan laut.

Dengan adanya rekomendasi tersebut lanjut Novi, struktur bangunan jembatan diyakini tidak akan terkena gelombang laut pada saat gelombang sedang pasang. “Sehingga aman dilewati oleh pengendara di atasnya, maupun nelayan yang hilir mudik menggunakan perahu di bawahnya,” tutur Novi.

Seluruh peruses pembangunan akan diawasi secara ketat oleh pihak Balai Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementrian PUPR. “Kami akan melakukan pemeriksaan secara priodik, agar tak terjadi penyimpangan rencana,” kata Fahmi Aldiamar, Kepala Balai Pusjatan, Kementrian PUPR.

Dia menyebutkan, pihak Waskita Karya sebagai pemborong pekerjaan mengaku kekuatan jembatan mencapai 100 tahun. “Kita lihat saja nanti,” tegasnya.

Ditegaskannya, Pembangunan jembatan dan operasional jembatan tidak akan mengganggu aktivitas nelayan. Lokasi pembangunan jembatan juga tidak mengganggu hutan mangrove dan tidak menggusur kawasan pemukiman warga. (Darmawan)


Share this article

Related posts