leonews.co.id
Gaya Hidup

Wahidin Halim, Gubernur Koboy

Share this article

Bicara ceplas-ceplos, cendrung agak kasar. Membuat sebagian orang yang ngobrol dengannya bisa tersinggung. Ini adalah gaya bicara Wahidin Halim. Padahal dia tak bermaksud menyinggung perasaan. Tapi inilah kebiasaan kebanyakan orang yang terlahir dengan zodiac Leo yang berlambang singa.

Dilahirkan dari keluarga disiplin dengan ayah berprofesi sebagai guru pada 14 Agustus 1954, WEHA (Panggilan akrabnya), memang agak keras dalam menyampaikan sesuatu yang dianggapnya salah kepada siapa-pun.

Sehingga kalimat yang keluar dari mulutnya saat memberikan teguran, terkesan ceplas-ceplos. Namun laki-laki bertubuh bongsor yang sering berpenampilan eksentrik ini, sebenarnya tidak bermaksud menyinggung perasaan.

Menggunakan topi laken, ala koboy, menjadi kebiasaannya sejak dulu saat beberapa kali menjadi Camat  di Kabupaten Tangerang. Di wilayah ciputat, laki-laki yang kala itu menjabat sebagai Camat, sudah sering terlihat mengenakan topi laken dan berdiri di bawah pohon-pohon rindang menyaksikan pemilihan kepala desa.

Karirnya terus melesat tahap demi tahap.  Sebagian orang menyebutnya orang yang sukses meniti jenjang.

Dimulai dari Kepala Desa, di wilayah tempat kelahirannya Pinang, Kabupaten Tangerang. Selanjutnya merangkak naik hingga usia senjanya yang dipercaya sebagai Gubernur Banten masa bakti 2017-2022.

Mantan Walikota Tangerang dua priode ini mengatakan,  bahwa jabatan yang diembannya saat ini sebagai gubernur- merupakan amanah.  Itulah sebabnya di sisa hidupnya, dia ingin mewakap diri untuk daerah yang dipimpinnya.

“Saya akan mewakapkan diri saya, untuk Banten,” kata Wahidin, di suatu hari. (Wisnu)

 


Share this article

Related posts