leonews.co.id
Berita Pilihan

Cermat Menjaga Pengeluaran di Tengah Kenaikan Harga Barang

Share this article

Generasi milenial kini hidup di era penuh godaan. Tuntutan gaya hidup dan pesatnya perkembangan teknologi membuat generasi milenial memiliki banyak opsi untuk membelanjakan uangnya demi kesenangan.

Sayangnya, di tengah besarnya godaan dan keinginan belanja sering tak diiringi dengan dengan peningkatan gaji. Inflasi setiap tahun membuat harga barang kian membumbung, sering tak sebanding dengan kenaikan gaji yang diterima.

Agar tak menimbulkan masalah, generasi milenial harus pandai dalam mengelola keuangannya. Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan generasi milenial perlu lebih bijak dalam membelanjakan uang mereka.

Mereka harus selektif dalam belanja. Belanja perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan penghasilan. Maklum, di era milenial dan pergaulan media sosial, godaan belanja untuk hal-hal yang bersifat konsumtif cukup besar.

Godaan belanja tersebut terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pengalaman, seperti; liburan dan kuliner. Godaan-godaan tersebut kata Andi perlu ditangkal. Generasi milenial perlu meningkatkan kontrol agar tidak mudah tergiur dalam godaan tersebut.

Cara yang ia tawarkan, menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran setiap awal bulan. Dengan penyusunan anggaran tersebut, seseorang bisa mengetahui batasan pengeluaran untuk jajan yang bersifat konsumtif tanpa mengganggu pengeluaran rutin lain.

Bagi generasi milenial yang belum berkeluarga dan ingin mengalokasikan anggaran untuk jajan yang bersifat pengalaman dan kesenangan, ia menyarankan alokasi dibatasi antara 10 persen sampai dengan maksimal 30 persen dari total pendapatan per bulan.

“Kalau memang sudah mencapai limitnya, segera berhenti dan alihkan untuk pos pengeluaran lainnya,” ujar Andy kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/1).

Andy mengakui porsi anggaran tersebut bakal memberikan level kesenangan yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Bagi para eksekutif muda dengan gaji dua digit, porsi 10 persen sampai dengan 30 anggaran mungkin bisa memberikan kesenangan besar bagi mereka.

Mereka bisa jalan-jalan ke luar negeri atau nongkrong di tempat mahal. Tapi tidak untuk yang berpenghasilan pas-pasan.

“Namun, apa pun itu, memiliki penghasilan yang berlimpah juga harus membatasi diri dalam membelanjakan uangnya karena bila ceroboh akan berakibat tidak baik juga,” ujarnya.

Andy mengakui disiplin dengan perencanaan anggaran dan belanja bukan pekerjaan mudah. Pergaulan dan teman-teman di sekitar juga bisa mempengaruhi konsistensi dalam mengendalikan pengeluaran untuk jajan. Untuk itu, generasi milenial harus berani bersikap ketika pengaruh pergaulan tersebut mulai menjangkiti mereka.

Cermat Menjaga Pengeluaran di Tengah Kenaikan Harga BarangIlustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Menurutnya, cuek jika mendapatkan komentar negatif saat menolak suatu ajakan merupakan pilihan terbaik. “Harus lebih waspada dan ‘tebal kuping’ bila dapat gunjingan tidak sedap saat kita memutuskan enggan nongkrong atau ikut piknik dengan mereka. Karena memang anggarannya terbatas,” ujarnya.

Andy mengingatkan seseorang juga tidak perlu membandingkan gaya hidup satu orang dengan yang lainnya ketika mengambil sikap. Seseorang harus memiliki kesadaran diri akan kemampuan finansialnya.

“Hindarilah sifat iri dan suka membanding-bandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain di media sosial,” ujarnya.

Perencana Keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad mengatakan agar terhindar dari jerat belanja yang tidak perlu dan bisa menguras dompet, generasi milenial juga harus memiliki keahlian memilah barang yang benar-benar dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.

“Selain itu, generasi milenial juga perlu cermat membeli barang kualitas baik dengan harga yang sesuai kantong,” ujarnya.

Bagi generasi milenial yang memiliki kartu kredit, Tejasari menyarankan untuk membayar tagihan tepat waktu untuk menghindari denda dan bunga yang tinggi. “Jangan gunakan kartu kredit kalau tagihan utang kartu kredit belum dibayar lunas,” ujarnya.

Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menambahkan jajan merupakan prioritas terakhir dalam mengalokasikan pendapatan. Saat membuat anggaran, alokasikan dulu untuk kewajiban agama. Setelah itu, alokasi untuk membayar cicilan utang, menabung atau investasi, baru jajan.

“Bukan jajan dulu, sisanya baru untuk membayar utang,” ujarnya.

Alih-alih nongkrong di tempat elit, Eko menyarankan generasi milenial bisa menghabiskan waktu dengan kegiatan produktif. Dengan cara itu, waktu untuk belanja yang bersifat konsumtif menjadi semakin terbatas.


Share this article

Related posts